Jumat, 28 Februari 2014
Minggu, 23 Februari 2014
Sabtu, 15 Februari 2014
Selasa, 11 Februari 2014
laporan bacaan
LAPORAN BACAAN
PUISI
DOSEN PEMBIMBING
: Sri Rahayu, S.Pd., M.A
DISUSUN OLEH :
EVA DWI SASLITA
(126211461)
SEMESTER 3B
PROGRAM STUDI
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA
DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
2013
LAPORAN
BACAAN
Struktur
laporan bacaan ini yaitu pendahuluan, bagian buku, komentar, dan penutup. Yang
akan dibahas di bawah ini:
A. PENDAHULUAN
Judul
Buku : Pengkajian
Puisi
Pengarang : RACHMAT DJOKO
PRADOPO
Pemerbit : GAJAH MADA
UNIVERSITY PRESS
Tahun
Terbit : 2012
Cetakan : Ketigabelas
Kota
Tenerbit :
Jogyakarta
Garis besar isi buku pengkajian
puisi ini terdiri dari 2 bagian yang di dalamnya terdiri dari beberapa
pembahasan yaitu:
BAGIAN
I membahas
tentang analisis strata norma puisi yang mencakup tentang pendahuluan, analisis
puisi berdasarkan strata norma, bunyi, irama, kata, citraan, gaya bahasa dan
sarana retorika, ketatabahasaan Chairil Anwar. Pada buku pradopo puisi dapat
dikaji struktur dan unsur-unsurnya,
katena puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan
bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Puisi juga dapat dikaji dari
segi sejarahnya karena puisi selalu ditulis dan selalu dibaca oleh orang.
Meskipun demikian orang tidak dapat memahami puisi dengan sepenuhnya tanpa
mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakana, yang
mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
Menurut
altenbernd pisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran
(menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum). Orang sering susah membedakan
antara puisi dengan prosa jika hanya melihat bentuk visualnya saja. Perbedaan
pokok antara puisi dengan prosa yaitu:
a. Kesatuan-kesatuan
korespondensi prosa yang pokok ialah kesatuan sintaksis, kesatuan korespondensi
puisi resminya bukan kesatuan sintaksis kesatuan akuitis.
b. Di
salam puisi korespondensi dari corak tertentu yang terdiri dari
kesatuan-kesatuan tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semua sampai
akhir.
c. Di
dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
Segala
ulangan yang nampak di baris sajak yang nampak di baris lain dengan tujuan
menambah kebagusan sajak dimaksud dengan korespondensi. Priodus merupakan
pembentuk baris sajak menurut sistem, sedangkan prioditas itu adalah sistem
susunan bagian baris sajak. Puisi sebagai karya seni puitis, kata puitis
mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Kepuitisan dapat dicapai
dengan bermacam-macam cara misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan
bait, bunyi persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan
orkestrasi.
Dalam
analisis strata norma wellek dan warren berpendapat bahwa puisi merupakan
sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga
dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata. Sebuah karya
sastra tidak hanya merupakan stu sistem norma, melainkan terdiri dari beberapa
strata (lapis) norma. Lapis norma tersebut yaitu:
1. Lapis
bunyi
2. Lapis
arti
3. Latar,
pelaku dan dunia pengarang
4. Lapis
dunia
5. Lapis
metafisis
Puisi
di dalam puisi bersifat estetik, yang merupakan unsur puisi untuk mendapatkan
keindahan dan tenaga ekspresif. Setiap kata menimbulkan asosiasi dan
menciptakan tanggapan di luar arti yang sebenarnya. Hal itu disebut dengan gaya
bahasa. Ada beberapa sajak yang banyak di pergunakan sebagai unsur kepuitisan
dalam puisi indonesia adalah:
1. Sajak
akhir,
2. Sajak
dalam,
3. Sajak
tengah
4. Asonansi
Irama
dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek keras lembut ucapan
bunyi bahasa dengan teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua yaitu mwetum dan
ritme. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantianya sudah tetap menurut
pola tertentu. Sedangkan ritme adalah irama yang yang disebabkan pertentangan
atau pergantian tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah
suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyair.
Kata
adalah satuan arti yang menentukan struktur linguistik karya satra. Penyair
dalam membuat karya sastra tidak hanya menggunakan bahasa indonesia, tetapi
juga menggunakan bahasa asing. Dalm membuat karya penyair harus memperhatikan:
1. kosa
kata
2. pemilihankata
3. denotasi
dan konotasi
4. bahasa
kiasan
5. citraan
(gambaran-gambaran angan)
6. gaya
bahasa dan sarana retorika
7. faktor
ketatabahasaan
Di
dalam bahasa kiasan terdapat bebrapa jenis yaitu: perbandingan (simile),
metafora, perumpamaan epos (epic simile), personifikasi, metonimi, senekdoki
(synecdoche), dan allegori.
Bagian
II membicarakan
tentang analisis struktural dan semiotik. Pada bagian ini pembahasannya di
awali dengan pendahuluan, analisis struktural, analisis semiotik, latar
belakang dan sosial budaya satra. Sajak (karya satra) merupakan sebuah
struktur, yaitu susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya
terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan. Analisis sajak bertujuan
memahami makna sajak. Menganalisis sajak adlah usaha untuk menangkap dan
memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra tidak dapat di pisahkan dari
kerangka sosial budaya masyarat di tempat karya satra itu dituliskan.
Aturan-aturan pantun yang ketat adalah:
1. tiap
bait terdiri dari 4 baris pada umumnya.
2. baris
pertama dan kedua sampiran sedangkan yang ketiga dan keempat isi.
3. Sajak
akhirnya berpola abab.
4. Tiapa
baris terdiri atas dua periodus
Memahami
sajak merupakan usaha untuk menangkap makna ataupun usaha memberi makna
sajak.prinsip intelektualitas merupakan salah satu sarana memberikan makna
kepada sebuah teks sastra (sajak).
B. LAPORAN BAGIAN BUKU
Bagian
buku ini saya laporkan berdasarkan bagian-bagian yang ada pada buku Rachmat
Djoko Pradopo. Buku ini banyak memberikan contoh-contoh puisi dari beberapa
pengarang. Dalam buku pradopo ini pembahasan di bagia atas dua bagian. Pada
bagian pertama membicarakan tentang analisis strata norma puisi, yang di
dalamnya mencakup tentang: pendahuluan, analisis puisi berdasarkan strata
norma, bunyi, irama, kata.
Sedangkan
pada bagian kedua membicarakan tentang: analisis struktural dan semiotik yang
di dalamnya terdapat beberapa bagian yaitu analisis struktural dan semiotik,
analisis struktural dan semiotik sajak Amir Hamzah, analisis struktural dan
semiotik sajak Chairil Anwar, ketidak langsungan ekspresipuisi, hubungan
intelektual, latar belakang sosial-budaya. Dalam membaca buku ini harus
memiliki tingkat pemahaman yang baik sehingga dapat mempermudah kita dalam
memahami maksud dari penjabaran materinya.
C.
KOMENTAR
Buku ini banyak memberiakn sumbangsih terhadap puisi, terutama pada
pengkajian puisi. Karena penulisnya berusaha memaparkan tentang analisis puisi
berdasarkan strata norma, stuktural dan semiotik, ketidak langsungan ekspresi,
hubungan intertekstual, latar belakang sosial budaya. Dalam mempelajari buku
ini kita akan dapa memahami tentang
pengertian puisi, bunyi, irama, kata, analisis puisi maupun hubungan
intertekstual. Pada buku ini pengertiannya terdapat pada bagian akhir buku,
bukan terletak pada awal.
Pada buku rachmat djoko
pradopo ini terdapat biografi pengarang. Sehingga apabila jika pembaca ingin
menetahui hasil karangan apasaja yang dihasilkan oleh pengarang maka pembaca
dapat mengetahuinya, dan pembaca dapat mengetahui informasi tentang pengarang.
Di adalam buku ini terdapat daftar singkatan sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami isi dari buku ini.
Rujukan
pembanding dari buku yang dilaporkan adalah buku pengantar apresiasi puisi yang
di karang oleh Drs. Pesu Aftarudin diterbitkan di Bandung tahun 1990, cetakan
kedua di terbitkan oleh offset angkasa anggota IKAPI dengan 101 halaman. Pada
buku Pesu ini terdapat empat bab, yang didalamnya membahas tentang pendekatan
terhadap puisi, masalah-masalah dalam diri puisi, pembicaraan puisi,
masalah-masalah di luar diri puisi.
Buku yang
dikarang oleh Pesu ini penyajiannya sudah baik. Dalam penyajiannya tidak
berbelit-belit dan setiap bab, baik dari bab I sampai bab IV saling berhubungan.
Di dalam buku ini juga terdapat biografi pengarang, sehingga memudahkan pembaca
untuk mengetahui identitas dari pengarang tersebut. Pembaca juga dapat
mengetahui apasaja hasil karya pengarang.
Kelemahan buku ini dari segi kover kurang menarik, buku ini juga tidak
membahas tentang hakikat sebuah puisi ataupun unsur-unsur yang terkandung
didalmnya. Pada setiap bab juga tidak terdapat rangkuman, sehingga pembaca
sulit dalam memahami isi buku ini. Penulis juga menggunakan bahsa yang tidak
mudah untuk dipahami. Sehingga pembaca harus membuka kamus jika ingin
mengetahui apa maksud dari kata yang ada pada buku tersebut.
D. PENUTUP
Buku ini
berbicara berbagai hal tentang puisi, buku ini memberikan sumbangsih terhadap
kajian tentang puisi. Karena penulisnya berusaha untuk memaparkan tentang
bagaimana itu puisi, apa itu puisi. Apa saja yang terkandung didalam puisi
serta memberikan berbagai contoh puisi-puisi yang di karang oleh beberapa
pengarang terkenal dan menganalisis puisi tersebut. Sehingga pembaca dalam
membaca buku ini lebih mudah dalam memahaminya. Buku ini juga memberiakan ideks
pada akhir bukunya.
Kelemahan
buku ini memang ada, karena setiap manusia pasti memiliki kekurangan, oleh
karena itu buku ini juga terdapat kekurangan. Karena yang mengarang buku ini
adalah manusua, sehingga buku ini juga memiliki kekurangan dalam membuatnya.
Kekurangrangan buku ini terdapat pada hakikat atau pengertian dari puisi. Pada
buku ini pengarang meletakkan pengertian pada bagian akhir pembahasan. Tidak di
letakkan pada awal pembahasan, sehingga pembaca harus melihat ke begian akhit
terlebih dahulu jika ingin menetahui pangartian dari puisi. Kover pada buku ini
juga kurang menarik, walaupun begitu dari segi mutu dan cetakannya sudah sangat
baik.
Langganan:
Postingan (Atom)