Selasa, 11 Februari 2014

laporan bacaan

LAPORAN BACAAN
PUISI
DOSEN PEMBIMBING : Sri Rahayu, S.Pd., M.A

DISUSUN OLEH :
EVA DWI SASLITA (126211461)
SEMESTER 3B

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2013



LAPORAN BACAAN
Struktur laporan bacaan ini yaitu pendahuluan, bagian buku, komentar, dan penutup. Yang akan dibahas di bawah ini:
A.    PENDAHULUAN
Judul Buku                              : Pengkajian Puisi
Pengarang                               : RACHMAT DJOKO PRADOPO
Pemerbit                                  : GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Tahun Terbit                            : 2012
Cetakan                                   : Ketigabelas
Kota Tenerbit                          : Jogyakarta
            Garis besar isi buku pengkajian puisi ini terdiri dari 2 bagian yang di dalamnya terdiri dari beberapa pembahasan yaitu:
BAGIAN I membahas tentang analisis strata norma puisi yang mencakup tentang pendahuluan, analisis puisi berdasarkan strata norma, bunyi, irama, kata, citraan, gaya bahasa dan sarana retorika, ketatabahasaan Chairil Anwar. Pada buku pradopo puisi dapat dikaji struktur dan  unsur-unsurnya, katena puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Puisi juga dapat dikaji dari segi sejarahnya karena puisi selalu ditulis dan selalu dibaca oleh orang. Meskipun demikian orang tidak dapat memahami puisi dengan sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya estetis yang bermakana, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
Menurut altenbernd pisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum). Orang sering susah membedakan antara puisi dengan prosa jika hanya melihat bentuk visualnya saja. Perbedaan pokok antara puisi dengan prosa yaitu:
a.       Kesatuan-kesatuan korespondensi prosa yang pokok ialah kesatuan sintaksis, kesatuan korespondensi puisi resminya bukan kesatuan sintaksis kesatuan akuitis.
b.      Di salam puisi korespondensi dari corak tertentu yang terdiri dari kesatuan-kesatuan tertentu pula, meliputi seluruh puisi dari semua sampai akhir.
c.       Di dalam baris sajak ada periodisitas dari mula sampai akhir.
Segala ulangan yang nampak di baris sajak yang nampak di baris lain dengan tujuan menambah kebagusan sajak dimaksud dengan korespondensi. Priodus merupakan pembentuk baris sajak menurut sistem, sedangkan prioditas itu adalah sistem susunan bagian baris sajak. Puisi sebagai karya seni puitis, kata puitis mengandung nilai keindahan yang khusus untuk puisi. Kepuitisan dapat dicapai dengan bermacam-macam cara misalnya dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait, bunyi persajakan, asonansi, aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi.
Dalam analisis strata norma wellek dan warren berpendapat bahwa puisi merupakan sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata. Sebuah karya sastra tidak hanya merupakan stu sistem norma, melainkan terdiri dari beberapa strata (lapis) norma. Lapis norma tersebut yaitu:
1.      Lapis bunyi
2.      Lapis arti
3.      Latar, pelaku dan dunia pengarang
4.      Lapis dunia
5.      Lapis metafisis
Puisi di dalam puisi bersifat estetik, yang merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Setiap kata menimbulkan asosiasi dan menciptakan tanggapan di luar arti yang sebenarnya. Hal itu disebut dengan gaya bahasa. Ada beberapa sajak yang banyak di pergunakan sebagai unsur kepuitisan dalam puisi indonesia adalah:
1.      Sajak akhir,
2.      Sajak dalam,
3.      Sajak tengah
4.      Asonansi
Irama dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Irama dapat dibagi menjadi dua yaitu mwetum dan ritme. Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantianya sudah tetap menurut pola tertentu. Sedangkan ritme adalah irama yang yang disebabkan pertentangan atau pergantian tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyair.
Kata adalah satuan arti yang menentukan struktur linguistik karya satra. Penyair dalam membuat karya sastra tidak hanya menggunakan bahasa indonesia, tetapi juga menggunakan bahasa asing. Dalm membuat karya penyair harus memperhatikan:
1.      kosa kata
2.      pemilihankata
3.      denotasi dan konotasi
4.      bahasa kiasan
5.      citraan (gambaran-gambaran angan)
6.      gaya bahasa dan sarana retorika
7.      faktor ketatabahasaan
Di dalam bahasa kiasan terdapat bebrapa jenis yaitu: perbandingan (simile), metafora, perumpamaan epos (epic simile), personifikasi, metonimi, senekdoki (synecdoche), dan allegori.
Bagian II membicarakan tentang analisis struktural dan semiotik. Pada bagian ini pembahasannya di awali dengan pendahuluan, analisis struktural, analisis semiotik, latar belakang dan sosial budaya satra. Sajak (karya satra) merupakan sebuah struktur, yaitu susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan timbal balik, saling menentukan. Analisis sajak bertujuan memahami makna sajak. Menganalisis sajak adlah usaha untuk menangkap dan memberi makna kepada teks sajak. Karya sastra tidak dapat di pisahkan dari kerangka sosial budaya masyarat di tempat karya satra itu dituliskan. Aturan-aturan pantun yang ketat adalah:
1.      tiap bait terdiri dari 4 baris pada umumnya.
2.      baris pertama dan kedua sampiran sedangkan yang ketiga dan keempat isi.
3.      Sajak akhirnya berpola abab.
4.      Tiapa baris terdiri atas dua periodus
Memahami sajak merupakan usaha untuk menangkap makna ataupun usaha memberi makna sajak.prinsip intelektualitas merupakan salah satu sarana memberikan makna kepada sebuah teks sastra (sajak).
B.     LAPORAN BAGIAN BUKU
Bagian buku ini saya laporkan berdasarkan bagian-bagian yang ada pada buku Rachmat Djoko Pradopo. Buku ini banyak memberikan contoh-contoh puisi dari beberapa pengarang. Dalam buku pradopo ini pembahasan di bagia atas dua bagian. Pada bagian pertama membicarakan tentang analisis strata norma puisi, yang di dalamnya mencakup tentang: pendahuluan, analisis puisi berdasarkan strata norma, bunyi, irama, kata.
Sedangkan pada bagian kedua membicarakan tentang: analisis struktural dan semiotik yang di dalamnya terdapat beberapa bagian yaitu analisis struktural dan semiotik, analisis struktural dan semiotik sajak Amir Hamzah, analisis struktural dan semiotik sajak Chairil Anwar, ketidak langsungan ekspresipuisi, hubungan intelektual, latar belakang sosial-budaya. Dalam membaca buku ini harus memiliki tingkat pemahaman yang baik sehingga dapat mempermudah kita dalam memahami maksud dari penjabaran materinya.
C.    KOMENTAR
Buku ini banyak memberiakn sumbangsih terhadap puisi, terutama pada pengkajian puisi. Karena penulisnya berusaha memaparkan tentang analisis puisi berdasarkan strata norma, stuktural dan semiotik, ketidak langsungan ekspresi, hubungan intertekstual, latar belakang sosial budaya. Dalam mempelajari buku ini  kita akan dapa memahami tentang pengertian puisi, bunyi, irama, kata, analisis puisi maupun hubungan intertekstual. Pada buku ini pengertiannya terdapat pada bagian akhir buku, bukan terletak pada awal.
 Pada buku rachmat djoko pradopo ini terdapat biografi pengarang. Sehingga apabila jika pembaca ingin menetahui hasil karangan apasaja yang dihasilkan oleh pengarang maka pembaca dapat mengetahuinya, dan pembaca dapat mengetahui informasi tentang pengarang. Di adalam buku ini terdapat daftar singkatan sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku ini.
Rujukan pembanding dari buku yang dilaporkan adalah buku pengantar apresiasi puisi yang di karang oleh Drs. Pesu Aftarudin diterbitkan di Bandung tahun 1990, cetakan kedua di terbitkan oleh offset angkasa anggota IKAPI dengan 101 halaman. Pada buku Pesu ini terdapat empat bab, yang didalamnya membahas tentang pendekatan terhadap puisi, masalah-masalah dalam diri puisi, pembicaraan puisi, masalah-masalah di luar diri puisi.
Buku yang dikarang oleh Pesu ini penyajiannya sudah baik. Dalam penyajiannya tidak berbelit-belit dan setiap bab, baik dari bab I sampai bab IV saling berhubungan. Di dalam buku ini juga terdapat biografi pengarang, sehingga memudahkan pembaca untuk mengetahui identitas dari pengarang tersebut. Pembaca juga dapat mengetahui apasaja hasil karya pengarang.  Kelemahan buku ini dari segi kover kurang menarik, buku ini juga tidak membahas tentang hakikat sebuah puisi ataupun unsur-unsur yang terkandung didalmnya. Pada setiap bab juga tidak terdapat rangkuman, sehingga pembaca sulit dalam memahami isi buku ini. Penulis juga menggunakan bahsa yang tidak mudah untuk dipahami. Sehingga pembaca harus membuka kamus jika ingin mengetahui apa maksud dari kata yang ada pada buku tersebut.
D.    PENUTUP
Buku ini berbicara berbagai hal tentang puisi, buku ini memberikan sumbangsih terhadap kajian tentang puisi. Karena penulisnya berusaha untuk memaparkan tentang bagaimana itu puisi, apa itu puisi. Apa saja yang terkandung didalam puisi serta memberikan berbagai contoh puisi-puisi yang di karang oleh beberapa pengarang terkenal dan menganalisis puisi tersebut. Sehingga pembaca dalam membaca buku ini lebih mudah dalam memahaminya. Buku ini juga memberiakan ideks pada akhir bukunya.


Kelemahan buku ini memang ada, karena setiap manusia pasti memiliki kekurangan, oleh karena itu buku ini juga terdapat kekurangan. Karena yang mengarang buku ini adalah manusua, sehingga buku ini juga memiliki kekurangan dalam membuatnya. Kekurangrangan buku ini terdapat pada hakikat atau pengertian dari puisi. Pada buku ini pengarang meletakkan pengertian pada bagian akhir pembahasan. Tidak di letakkan pada awal pembahasan, sehingga pembaca harus melihat ke begian akhit terlebih dahulu jika ingin menetahui pangartian dari puisi. Kover pada buku ini juga kurang menarik, walaupun begitu dari segi mutu dan cetakannya sudah sangat baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar